X-Steel - Wait Membuat Efek Crosshair pada Pointer dengan HTML HARDIKNAS 2011
Powered By Blogger

welcome to my blog

WELCOME TO MY BLOG

Selasa, 26 April 2011

PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DI INDONESIA

Saat ini dunia pendidikan merupakan salah satu program yang sangat di perhatikan oleh pemerintah. Ini terbukti dari setiap adanya pemilihan calon kepala daerah mereka menjanjikan kemudahan-kemudahan pada masyarakat untuk dapat mengenyam pendidikan dengan gratis untuk masyarakat yang tidak mampu. Bahkan pihak swasta pun tidak mau ketinggalan, tidak sedikit perusahaan-perusahaan yang menyumbangkan dana untuk bisa menolong mereka yang kurang beruntung agar dapat bersekolah lagi.

Tentu fenomena ini sangat baik sekali, mengingat pendidikan sangatlah penting untuk kemajuan bangsa indonesia. Dibandingkan pada zaman dahulu masih banyaknya masyarakat kita yang tidak mengenal tulisan baca, dan hanya sedikit warga kita yang bisa menikmati pendidikan tinggi. Akhirnya pada zaman sekarang sudah banyak warga kita yang bisa meneruskan pendidikanya sampai keluar negri dan setelah selesai mereka kembali ke indonesia untuk dapat menerapkan ilmu mereka di dalam negeri demi kemajuan bangsa Indonesia.

Salah satu contoh anak bangsa yang patut menjadi teladan adalah bapak professor BJ.Habibie. beliau adalah aset bagi bangsa. Bertahun-tahun menimba ilmu di luar negeri dan kembali lagi untuk membangun negeri

Kini sudah banyak masyarakat Indonesia yang menuntut ilmu di luar negeri. Semoga ini bukanlah suatu trend untuk mereka yang berkecukupan, tapi benar-benar akan lahir dari mereka generasi-generasi yang bisa membawa perubahan bagi Indonesia untuk maju dan bersaing dengan negara negara lain

Created by: Fikri Ahmad Maulana

APA ITU SEKOLAH DASAR ?

Sekolah dasar adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Saat ini murid kelas 6 diwajibkan mengikuti Ujian Nasional (dahulu Ebtanas) yang memengaruhi kelulusan siswa. Lulusan sekolah dasar dapat melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah pertama (atau sederajat).

Pelajar sekolah dasar umumnya berusia 7-12 tahun. Di Indonesia, setiap warga negara berusia 7-15 tahun tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, yakni sekolah dasar (atau sederajat) 6 tahun dan sekolah menengah pertama (atau sederajat) 3 tahun.

Sekolah dasar diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. Sejak diberlakukannya otonomi daerah pada tahun 2001, pengelolaan sekolah dasar negeri (SDN) di Indonesia yang sebelumnya berada di bawah Departemen Pendidikan Nasional, kini menjadi tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten/kota. Sedangkan Departemen Pendidikan Nasional hanya berperan sebagai regulator dalam bidang standar nasional pendidikan. Secara struktural, sekolah dasar negeri merupakan unit pelaksana teknis dinas pendidikan kabupaten/kota
Credit by: http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah_Dasar

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN YANG BERKUALITAS


”Pendidikan bermutu itu mahal”. Kalimat ini sering muncul untuk menjustifikasi mahalnya biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mengenyam bangku pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak hingga Perguruan Tinggi  membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah.
Bagaimana tidak, Untuk masuk TK dan SDN saja saat ini dibutuhkan biaya Rp 500.000, — sampai Rp 1.000.000. Bahkan ada yang memungut di atas Rp 1 juta. Masuk SLTP/SLTA bisa mencapai Rp 1 juta sampai Rp 5 juta.

Makin mahalnya biaya pendidikan sekarang ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). MBS di Indonesia pada realitanya lebih dimaknai sebagai upaya untuk melakukan mobilisasi dana. Karena itu, Komite Sekolah/Dewan Pendidikan yang merupakan organ MBS selalu disyaratkan adanya unsur pengusaha. Asumsinya, pengusaha memiliki akses atas modal yang lebih luas. Hasilnya, setelah Komite Sekolah terbentuk, segala pungutan uang kadang berkedok, “sesuai keputusan Komite Sekolah”. 

Namu
n  pengurus dan anggota Komite Sekolah adalah orang-orang dekat dengan Kepala Sekolah. Akibatnya, Komite Sekolah hanya menjadi legitimator kebijakan Kepala Sekolah, dan MBS pun hanya menjadi tanggung jawab negara terhadap permasalahan pendidikan rakyatnya.
Kondisi ini akan lebih buruk dengan adanya RUU tentang Badan Hukum Pendidikan (RUU BHP). Berubahnya status pendidikan dari milik publik ke bentuk Badan Hukum jelas memiliki konsekuensi ekonomis dan politis amat besar. Dengan perubahan status itu pemerintah secara mudah dapat melemparkan tanggung jawabnya atas pendidikan warganya kepada pemilik badan hukum yang sosoknya tidak jelas. Perguruan Tinggi Negeri pun berubah menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Munculnya BHMN dan MBS adalah beberapa contoh kebijakan pendidikan yang kontroversial. BHMN sendiri berdampak pada melambungnya biaya pendidikan di beberapa Perguruan Tinggi favorit.
created by: Fikri Ahmad Maulana

Senin, 25 April 2011

10 CARA UNTUK MENJADI MURID YANG BAIK

10 Cara Untuk Menjadi Murid Yang Baik:

1.Simak dan dengarkanlah ketika guru berbicara
2.Jangan pernah kesal kepada guru kita sendiri
3.Jangan pernah putus asa pada nilai yang buruk
4.jangan membenci bidang study yang kita tidak kuasai
5.Cobalah tekuni pelajaran yang kita benci
6.jangan sombong ketika mendapat nilai yang baik
7.Bersikap yang sopanlah kepada guru kita
8.Jangan pernah anggap diri kita tidak bisa
9.Sering-seringlah mengulang pelajaran yang telah kita pelajari
10.Berupayalah untuk tidak mencontek kepada teman

                         MUNGKIN JIKA KITA LAKUKAN SEPULUH HAL TADI
                                    KITA AKAN MENJADI MURID YANG BAIK

Minggu, 24 April 2011

PERJUANGAN KI HAJAR DEWANTARA

Ki hajar Dewantara adalah tokoh yang punya dedikasi tinggi yang suka membawa spirit kerakyatan. Dia tidak mau menjaga jarak dengan rakyat kecil, meski dia sendiri adalah keturuan dari kaum bangsawan. Bahkan untuk menghilangkan sekat pergaulannya, dia menanggalkan nama ningratnya, Raden mas Suwardi Suryaningrat.

Sikap pedulinya pada golongan jelata juga diwujudkan dalam bentuk yang nyata pula. Bersama dengan teman-temannya yang lain dia mendirikan perguruan nasional Taman Siswa dengan tujuan untuk memberi pendidikan pada masyarakat agar mereka mampu membuat karya sendiri. Ini adalah merupakan langkah awal untuk suatu cita-cita yang lebih tinggi, yaitu merdeka dari penindasan. Pendidikan utama yang diajarkan oleh Ki hajar Dewantara adalah menjadikan manusia yang cerdas dan punya manfaat bagi diri sendiri dan orang lain.

Dengan membaca buku yang ditulis oleh Suparto Raharjo ini kita bisa mengenal lebih jauh tentang kehidupan dari sosok Ki Hajar Dewantara berserta aktivitas atas perjuangan terhadap dedikasinya pada bangsa dan negara. Dalam buku ini kita juga merasakan untuk ikut mendalami ide-ide dari tokoh pendidikan ini dalam usahanya untuk mengangkat derajat masyarakat lewat dunia pendidikan yang digelutinya.
Dan lewat buku ini pula kita bisa menjadi lebih yakin akan kebesaran nama dari Kihajar Dewantara. Maka, sangatlah pantas bila dia punya predikat sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Namun penamaan gelar tersebut tidak akan punya arti sama sekali apabila tidak disamai dengan melanjutkan perjuangan dan cita-citanya yang sangat luhur dan mulia itu.

credit by: http://id.shvoong.com/books/biography/1951215-ki-hajar-dewantara-biografi-singkat/

PENTINGNYA PENDIDIKAN

Sebagaimana yang diungkapkan Daoed Joesoef tentang pentingnya suatu pendidikan : "Pendidikan merupakan segala bidang penghidupan, dalam memilih dan membina hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia" Dan tentulah dari pernyataan tersebut kita bisa mengambil kesimpulan bahwa Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa lepas dari kehidupan, maka dari itu saya bisa membantah kata-kata "Pendidikan bukanlah segalanya" seperti apa yang Kepala Sekolah saya sendiri katakan. 

 Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap negara di dunia. Sudah menjadi suatu rahasia umum bahwa maju atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu pentingnya pendidikan, sehingga suatu bangsa dapat diukur apakah bangsa itu maju atau mundur, karna seperti yang kita ketahui bahwa suatu Pendidikan tentunya akan mencetak Sumber Daya Manusia yang berkualitas baik dari segi spritual, intelegensi dan skill dan pendidikan merupakan proses mencetak generasi penerus bangsa. Apabila output dari proses pendidikan ini gagal maka sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan. Bagi suatu bangsa yang ingin maju, pendidik harus dipandang sebagai sebuah kebutuhan sama halnya dengan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Maka tentunya peningkatan mutu pendidikan juga berpengaruh terhadap perkembangan suatu bangsa. Kita ambil contoh Amerika, mereka takkan bisa jadi seperti sekarang ini apabila --maaf-- pendidikan mereka setarap dengan kita. Lalu bagaimana dengan Jepang? si ahli Teknologi itu? Jepang sangat menghargai Pendidikan, mereka rela mengeluarkan dana yang sangat besar hanya untuk pendidikan bukan untuk kampanye atau hal lain tentang kedudukan seperti yang--maaf-- Indonesia lakukan. Tak ubahnya negara lain, seperti Malaysia dan Singapura yang menjadi negara tetangga kita.

 Mungkin sedikit demi sedikit Indonesia juga sadar akan pentingnya suatu pendidikan. Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang jatuh pada tanggal 2 Mei 2010 menitikberatkan atau mengambil tema pendidikan karakter untuk membangun peradaban bangsa dan seperti yang diberitakan bahwa Kementrian Pendidikan Nasional telah menyediakan infrastruktur terkait akses informasi bekerja sama dengan MNC Group, melalui TV berbayarnya, Indovision menyiarkan siaran televisi untuk pendidikan.Dan juga penyediaan taman bacaan di pusat perbelanjaan. Namun apakah pendidikan karakter ini bisa mengubah masalah-masalah yang sering kita hadapi dalam dunia pendidikan?

 Didalam UU No.20/2003 tentang sistem pendidikan Nasional, tercantum pengertian pendidikan: "pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, banga dan negara" Namun satu pertanyaan, sudahkah pendidikan kita seperti yang tercantum dalam UU tersebut?

credit by: http://www.smkn1yogyakarta.org/news/2-pentingnya-pendidikan.html

Sabtu, 23 April 2011

GURU ELEMEN YANG TERLUPAKAN



Pendidikan Indonesia selalu gembar-gembor tentang kurikulum baru...yang katanya lebih oke lah, lebih tepat sasaran, lebih kebarat-baratan...atau apapun. Yang jelas, menteri pendidikan berusaha eksis dengan menguji cobakan formula pendidikan baru dengan mengubah kurikulum.

Di balik perubahan kurikulum yang terus-menerus, yang kadang kita tidak tahu maksudnya, ada elemen yang benar-benar terlupakan...Yaitu guru! Ya, guru di Indonesia hanya 60% yang layak mengajar...sisanya, masih perlu pembenahan. Kenapa hal itu terjadi? Tak lain tak bukan karena kurang pelatihan skill, kurangnya pembinaan terhadap kurikulum baru, dan kurangnya gaji. Masih banyak guru honorer yang masih susah mengurus keluarganya.

Guru, digugu dan ditiru, atau hanya slogan klise yang sudah kuno. Murid saja sedikit yang menghargai gurunya...sedemikian juga pemerintah. banyak yang memandang rendah terhadap guru, sehingga orang pun tidak termotivasi menjadi guru. Padahal, tanpa sosok Oemar Bakri ini, tak bakal ada yang namanya Habibi.

credit by:pendidikanindonesia.blogspot.com/